1 Operasi
1.1 Overview
Operation adalah
kategori umum yang sama dengan tugas yang akan diselesaikan oleh kumpulan
computer operation. Disini adalah merupakan tugas yang akan dikerjakan oleh
orang-orang “glass room” pada pusat data. Jika anda tidak mempunyai data center
, maka tugas itu tidak dapat hilang begitu saja; mereka harus menyetujui apa
yang patut dikerjakan oleh pegawai.
Perlu diketahui bab
ini sangat penting karena operation merupakan tugas yang sangat penting pada
bagian system administrator.
Dengan mempelajari
cara mengatur operation, pembaca akan mengetahui bagaimana cara menggunakannya:
4
Batch job
4
Background jobs
4
Operation modes
4
Backups
Periksa semua Applikasi
Server apakah sudah Up(Transaksi SM51)
Apa
Transaksi SM51
dapat anda gunakan untuk melihat semua server yang ada pada system ( seperti
contoh, PRD database server dan semua semua applikasi server). Anda tidak dapat
masuk ke semua server dengan sendirinya.
Mengapa
kemampuan untuk
melihat server sangatlah penting karena:
4 Satu dari
percakapan anda dalam applikasi server tidak Up, maka user biasanya menggunakan
log on ke applikasi server itu jika tidak bisa masuk atau log on juga.
4 Bagian applikasi
server down, ada bagian dari pekerjaan tertentu tidak dapat berjalan pada
server yang down itu.
langkah-langkah penggunaaan
(atau dari SAP standard menu, pilih ToolsàAdministrationàMonitoràSystem monitoringàSM51-servers).
|
|
Periksa kembali
semua contoh yang ada dalam daftar. Jika sudah ada dalam daftar, maka sudah
up dan sudah berjalan.
|
Background (Batch) Jobs
Apa
Pada system R/3,
sebuah batch job terhubung sebagai sebuah background job. Job ini bekerja
secara independent pada saat user logon.
Terdapat dua macam
background jobs:
4 Regular
Jobs ini bekerja
pada regular schedule.
4 Ad hoc
Jobs ini akan
bekerja bila dibutuhkan atau diperlukan
Mengapa
Background jobs
digunakan dengan alasan seperti dibawah ini:
4 User secara
flexible dalam menjadwal jobs jika tidak berada di luar kantor.
4 Program dapat
berjalan tanpa adanya locking pembahasan dari user.
4 Jobs tersebut dapat
berjalan dalam waktu yang lama jika time out dijlankan dalam keadaan online.
Regularly Schedule Jobs
Apa
Regularly schedule
jobs merupakan background jobs dimana dapat berjalan dengan penjadwalan (
seperti contoh, daily at 11.00 a.m, Sundays at 5:00 a.m., dll)
Mengapa
Regularly schedule
jobs dapat berjalan pada:
4 Collect performance
statistics
4 Populate an
information system, seperti pada Special Ledger.
4 Laporan yang
dihasilkan
4 Generate output
seperti pada outbound interface.
4 Proses didalam
inbound.
4 Melakukan tugas
housekeeping, seperti menghapus permintaan spool yang sudah tua.
Bagaimana
Jobs schedule
seperti pada background job yang lainnya, tetapi dengan beberapa pertimbangan yang
ada:
Batch User ID
4
Membuat user ID special yang dapat digunakan hanya
oleh scheduling batch jobs, seperti halnya pada BATCH1.
Note
or Tip
|
Alasan
mengapa untuk special user IDs harus disimpan dalam schedule jobs independent
dengan cara ini, jika pada saat user
meninggalkan perusahaan, maka pekerjaanya itu tidak akan gagal pada saat user ID locked, shutdown atau terhapus.
|
Dengan mempertimbangkan multiple-batch IDs apabila
batch jobs sudah dalam keadaan terschedule atau oleh organisasi atau groups
yang lain. Metode ini memiliki kelemahan dalam mengatur multiple accounts.
Seperti contoh:
§ BATCH1 System Jobs
§ BATCH2 Finance
§ BATCH3 Account Payable
§ BATCH4 Warehouse
§ BATCH5 Material Planning/Inventory
Performance
Untuk informasi
lebih lanjut tentang performance, lihat 16-5.
Housekeeping Jobs
4
Menghapus Old spool
4
Menghapus Old batch jobs
4
Mengumpulkan data statistic
Lihat catatan SAP 16083 untuk membutuhkan SAP housekeeping jobs, dan
untuk schedule pemeriksaan secara berkala pada spool, lihat SAP note 98065.
Note
or Tip
|
Program RSPO0041 terkadang mengalami suatu
masalah; lihat SAP note 48400
|
Others
Bermacam-macam
modul dan fungsi mungkin mengharuskan mereka mempunyai regularly schedule jobs
sendiri. Seperti contoh , Special Ledger mengharuskan sebuah regular job
menduplikat data dari FI/CO modul dan
menghasilkan kumpulan di Special ledger. Mungkin saja itu terjadi pada databse
dan operating system-level housekeeping job juga membutuhkan untuk dijalankan.
Faktor pendukung untuk
Background Jobs
Background job
menghabiskan system resource dalam jumlah yang banyak. Akibat dari itu, dapat
berdampak merugikan bagi performace online system. Ada beberapa orang yang memperbaiki
performance system tersebut pada saat bekerja di background jobs. Metode ini
mempunyai manfaat baik pada user online dan background jobs lainya.
Untuk mengurangi
dampak system dari background jobs:
§ Jalankan batch jobs pada dedikasi “batch” contoh
applikasi/server.
Langkah ini berbeda
dari proses yang mengharuskan background job dari proses requirement user
online dan database. Sama dengan litte sebagai 10 users pada “small” sama
dengan contoh central (tidak ada applikasi server), dua batch job meresponse secara bersamaan
secara pelan-pelan. Bagaimanapun juga, sama dengan small installation, mungkin
saja banyak memerlukan applikasi server untuk offload batch processing dari
kejadian central. Contoh profile pada applikasi server dapat di set sebagai
background jobs lebih dari dialog (online) performance (seperti contoh, lima background bekerja
proses dan hanya dua yang yang bekerja proses).
Dalam menetukan
target host berperan sebagai “double-edged sword”. Jika anda menetukan target
host, maka tidak akan terjadinya kesimbangan pengeluaran. Pada situasi ini
mungkin saja dimana semua batch bekerja memproses pada batch applikasi server
yang digunakan, dan applikasi yang lainnya tidak jalan. Bagaimnapun juga dengan
menetukan job bekerja pada batch applikasi server, mungkin saja tidak dapat
jalan pada beberapa aplikasi server yang lain. Job ini akan menunggu proses
sampai sebuah batch work proses tersedia pada batch aplikasi server.
§ Schedule background
akan bekerja selama periode nonpeak, seperti halnya pada malam hari atau siang
hari.
Jika tidak ada satu
pun disistem, memperlambat kinerja system tidak jadi masalah.
§ Memperkecil job
contention
Dua background jobs
bekerja pada waktu yang bersamaan dan berpendapat dalam satu file yang sama,
bisa jadi juga dalam satu record yang sama. Meminimalisasi ketegangan adalah
salah satu alasan untuk mengatur background job scheduling (seprti contoh,
dengan tidak bekerja secara bersamaan dua AR dalam satu masa report). Seperti
dalam contoh kasus berikut, mungkin report dapat selesai dengan segera jika
mereka bekerja secara berkesinambungan, lebih dari sekedar parallel.
§ Untuk global
operation, menganggap bahwa local time adalah user anda.
Seperti contoh,
penjadwalan pada sebuah sumber dengan background job yang intensive dimulai
pada jam 1:00 a.m. PST di California
(0900 GMT) corresponds pada 10:00 a.m.
CET di German. Waktu tersebut mungkin saja cocok untuk di Amerika dimana tidak
ada yang bekerja, tetapi ini merupakan tengah waktu bekerja untuk di German.
Pada saat jobs ini
bekerja mungkin saja bisa terjadi critical, untuk tugas seperti backing up OS-level
files, dikarenakan oleh:
§ Backup pada files
ini mungkin mewajibkan file tersebut tidak berubah atau file itu tidak
digunakan selama proses backup, atau proses backup tersebut akan gagal.
§ Percobaan untuk
merubah program file akan menyebabkan kegagalan karena backup mempunyai file
locked.
Tips
& tricks
|
Membuat sebuah chart memasuki local time anda ke local time untuk
semua berpengaruh pada global sites.
Dengan cara ini anda dapat dengan cepat melihat apakah
Local time pada lokasi tersebut berpengaruh oleh job (lihat contoh
berikut):
Sebuah perusahaan “master lock" akan menegaskan kepada perusahaan
dengan opration di multiple zone time.
Dua keadaan yang biasa adalah:
4 Dimana lokasi
perusahaan zona waktu .
Untuk SAP di
Walldorf, German ini adalah Central European Time (CET).
Untuk United
Airlines di Chicago, IL, ini adalah Central Standart Time (CST).
4 Coordinated
Universal Time(UTC), dulu dikenal sebagai Greenwich Mean Time (GMT).
Ini adalah
keadaan yang biasa dimana digunakan oleh banyak operation, seperti airlines.
|
Caution
|
Untuk merubah dari “daylight saving time“ tidak akan terjadi pada
waktu yang bersamaan dalam semua negara. Sementara selama waktu, waktu
“offset“ bisa berbeda-beda.
|
Pengubahan table
waktu (berdasarkan pada 24 jam sehari) dengan mengikuti arah jarum jam dunia.
Note
or Tip
|
4 Tandai kolom local time zone anda,
jadinya anda tidak membaca kolom yang salah.
4 Gunakan waktu yang 24 jam untuk
menghilangkan kebingungan dalam menggunakan A.M./P.M
|
Jika anda menggunakan penyimpanan waktu di siang hari, anda harus lebih
tahu dalam merubah waktu tersebut:
4
Daylight saving time start
Satu jam periode
waktu akan “hilang”. Jobs schedule untuk menjalankan waktu yang hilang itu
mungkin setiap tidak dijalankan atau dijalankan sebagai sebuah job yang telat.
Beberapa tugas yang menyertai perubahan, dimana mempercayakan pada job schedule
untuk menjalankan selama waktu itu hilang, dibutuhkan untuk melihat kembali.
4
Daylight savings time ends
Pada periode ini
sebuah masalah dapat tercipta dimana periode one-hour dapat terulang dengan
sendirinya. Sebagai contoh, pada jam 3:00 a.m., jam mereset kembali ke jam 2:00
a.m. periode waktu ini akan terjadi dua kali.
Satu cara untuk
menghindari masalah pada saat daylight saving menyalakan dan mematikan menggunakan
UTC (formely known as GMT) sebagai master clock anda. Jika anda berada di U.S
state hal itu tidaka dapat menggunakan daylight saving time, seperti contoh Hawaii, tidak mengena.
Lihat SAP notes
dibawah ini:
4
7417-Changing to daylight saving time and back
4
102088-End of daylight saving time: the “double”
hour.
No comments:
Post a Comment
silahkan membaca dan berkomentar