5.2.2.2 Proses
Benchmarking
Ada beberapa proses yang harus
dilalui dalam melakukan benchmarking.
Proses ini merupakan tahap-tahap dari
Fuzzy C-Mean Clustering.
Inisialisasi derajat keanggotaan dengan melakukan klik kepada tombol Generate, yang nantinya akan melakukan
inisialisasi pada variabel derajat keanggotaan dengan nilai random.
Kemudian klik tombol Run untuk
melakukan proses selanjutnya, yakni mencari centroid
dan mencari derajat keanggotaan masing-masing data terhadap masing-masing
klaster serta melakukan update
derajat keanggotaan secara terus menerus hingga batas ketelitiannya tercapai.
5.2.2.3 Output Benchmarking
Setelah
terjadi beberapa tahapan dalam proses benchmarking,
dapat dilihat hasilnya dengan representasi grafik-grafik berikut ini.
Gambar 5.5 adalah grafik data IHSG BEJ terhadap
derajat keanggotaannya pada masing-masing klaster. Beberapa daerah warna yang
ada merepresentasikan masing-masing klaster. Pada grafik terdapat 6 warna yang
berarti ada 6 klaster. Tiap data bisa menjadi anggota lebih dari satu klaster.
Hal ini bila direpresentasikan dengan grafik, tiap data bisa masuk ke dalam
lebih dari satu daerah warna. Contohnya data X yang masuk ke dalam daerah warna
hijau dan coklat. Oleh sebab itu, pada grafik terdapat beberapa warna yang saling
tumpang tindih.
Sedangkan grafik dibawah adalah sebuah grafik yang
merepresentasikan masing-masing data yang
terklaster yang dihubungkan dengan variable waktu (saat terjadinya indeks
berlangsung). Juga terlihat centroid dari
masing-masing klaster.
Hasilnya adalah sebuah tabel data berisi data IHSG BEJ Composite terklaster beserta derajat keanggotaan data pada
masing-masing klaster berikut ini:
Apa yang bisa dilihat pada Gambar 5.7 ?. Gambar itu memberikan informasi
derajat keanggotaan tiap data pada klaster tertentu. Ini merupakan ciri khas
dari FCM yang merupakan sifat fleksibilitas dari metode tersebut. Dari derajat
keanggotaan tersebut bisa didapatkan suatu kecenderungan dari poin indeks
tertentu. Contohnya pada data 1000.877. Data tersebut memiliki derajat
keanggotaan maksimalnya ada pada klaster 4 yang bernilai 0,71 sedangkan derajat
keanggotaan tertinggi kedua ada pada klaster 3 yang bernilai 0,147. Bila
melihat pada Gambar 5.6 klaster 4 yang berwarna coklat sedangkan klaster 3 yang
berwarna kuning maka diberikan informasi bahwa poin indeks 1000,877 masuk ke
dalam klaster 4 dan cenderung ke dalam klaster 3.
Hasil tabel data berupa data IHSG BEJ Composite terklaster yang sudah tersortir ascending
beserta derajat keanggotaan paling maksimum masing-masing data dengan variabel
waktu pada Gambar 5.8 berikut ini:
5.2.2.3
Analisis
Output
Pada Gambar 5.9 bisa terlihat bahwa poin IHSG BEJ yang bernilai 1.041,628
masih belum diketahui masuk dalam kelompok yang mana.
Gambar tersebut termasuk ke dalam grafik buta. Hal ini karena grafik
tersebut masih belum bisa memberikan informasi secara lebih jelas. Contohnya
adalah data yang ditunjuk pada grafik tersebut masuk ke dalam kelompok yang
mana, apakah masuk dalam kelompok A, AB, B, BC, C atau D ?. Tiap manusia akan
memiliki beberapa penilaian berbeda satu dengan yang lainnya.
Sekarang, mari mencari informasi
yang terdapat dalam grafik Gambar 5.10 dari data terklaster tersebut. Lihatlah
pada kelompok A (yang berwarna merah), yang merupakan kasta tertinggi dari
kelompok data. Jika dilihat lebih jeli, bisa didapatkan bahwa indeks akan
tinggi (berada pada kelompok A) pada bulan Agustus dan Desember. Berdasarkan
informasi tersebut bisa dibuat suatu pijakan bahwa bursa saham dalam keadaan
tinggi pada bulan-bulan tersebut. Hal tersebut bisa sebagai informasi dan
pelajaran dari pengalaman untuk tahun berikutnya apa yang harus dilakukan
pelaku pasar modal (khususnya investor)
untuk menyikapi hal tersebut.
5.3 Skenario Uji Coba 2
Pada uji coba ini
diberikan suatu skenario yang ditujukan untuk mengetahui fungsionalitas aplikasi
yang dibuat. Terdapat sebuah
skenario yang diujikan pada aplikasi ini.
5.3.1 Garis
Besar Skenario 2
Suatu studi kasus dilakukan pada sudut pandang pengguna yang akan melakukan
benchmarking sebagai alat bantu dalam
pengambilan keputusan dan atau untuk melakukan suatu laporan terhadap nilai
IHSG BEJ jenis LQ45 pada tahun 2005.
Penyusun memilih
LQ45 karena terdapat suatu produk pasar modal dari PT. Bursa Efek Surabaya yang
menjual poin dari indeks LQ45. Tiap poin dari indeks tersebut diberikan harga
tertentu oleh pihak yang mengeluarkan produk tersebut (dalam hal ini adalah PT
Bursa Efek Surabaya). Investor melakukan
aksi jual dan beli dari poin indeks tersebut. Investor mendapatkan keuntungan dari selisih jual beli poin indeks
tersebut. Namanya adalah LQ Futures dan Mini LQ Futures. LQ Future diluncurkan
pada tanggal 13 Agustus 2001 dan menjadi pelopor dari produk derivative khususnya untuk indeks future di Bursa Efek Surabaya. LQ
Futures menggunakan IHSG BEJ yang berjenis LQ45 sebagai underlying (dasar/barang). LQ45 terkenal sebagai suatu benchmark
pada saham yang tergolong blue chip
pada bursa saham Indonesia. Pada pasar modal Indonesia yang cepat
perkembangannya, indeks LQ45 menjadi sangat efektif untuk melakukan track
pada bursa saham Indonesia pada umumnya. Hal ini karena ada korelasi yang
sangat dekat antara indeks LQ45 dan IHSG BEJ yang berjenis composite index.
IHSG BEJ jenis
LQ45 dibagi ke dalam kelompok-kelompok/kelas-kelas berikut ini:
Kelompok /Kelas
|
Keterangan
|
Kelas A
|
Kelas ini berarti terdapat nilai-nilai IHSG BEJ LQ45 dengan poin yang
sangat tinggi yang berarti pasar dalam keadaan Bullish.
|
Kelas B
|
Kelas ini berarti terdapat nilai-nilai IHSG BEJ LQ45 yang masih dalam
keadaan baik, perdagangan masih dalam keadaan rata-rata.
|
Kelas C
|
Kelas ini berarti terdapat nilai-nilai IHSG BEJ LQ45 dengan poin yang
sangat rendah dan terpuruk, kondisi berarti pasar dalam keadaan Bearish.
|
5.3.2
Pelaksanaan
Skenario 2
Uji coba dilaksanakan dengan melakukan apa yang telah
dituliskan dalam skenario diatas.
Pelaksanaan skenario ini akan
melalui beberapa tahapan, yakni tahap input
parameter, proses benchmarking,
melihat output dari benchmarking dan melakukan analisis dari
output.
5.3.2.1 Input
Parameter
Sesuai dengan skenario diatas, harus
di-input-kan beberapa parameternya.
Input parameter yang harus dimasukkan adalah:
v Jumlah Cluster = 3
v Fuzziness (m) = 2
v Batas ketelitian
= 0.03
5.3.2.2 Proses Benchmarking
Ada beberapa proses yang harus
dilalui untuk melakukan benchmarking.
Proses ini merupakan tahap-tahap dari Fuzzy
C-Means Clustering.
Inisialisasi derajat keanggotaan dengan melakukan klik pada tombol Generate, yang nantinya akan melakukan
inisialisasi pada variabel derajat keanggotaan dengan nilai random.
5.3.2.3 Output Benchmarking
Setelah beberapa tahapan
dilalui dalam proses benchmarking, dapat
dilihat hasilnya dari representasi grafik pada Gambar 5.16 berikut ini.
Grafik tersebut adalah grafik data IHSG BEJ LQ45
terhadap derajat keanggotaannya kepada masing-masing klaster. Beberapa warna
yang ada adalah merepresentasikan masing-masing klaster. Didalam grafik
terdapat 3 warna yang berarti ada 3 klaster. Ada data yang masuk pada lebih dari dua klaster.
Hal itu bisa dilihat dengan melihat daerah klaster yang berwarna. Pada grafik
terlihat bahwa ada beberapa warna yang saling tumpang tindih. Daerah klaster
yang berwarna biru sebagian tertutupi oleh daerah klaster yang berwarna merah
begitu juga sebaliknya. Bahkan ada data yang masuk pada 3 daerah klaster, ketiga
daerah klaster tersebut saling tumpang tindih.
Apa yang bisa dilihat pada Gambar 5.18 ?. Gambar itu memberikan informasi
derajat keanggotaan tiap data pada klaster tertentu. Ini merupakan ciri khas
dari FCM yang merupakan sifat fleksibilitas dari metode tersebut. Dari derajat
keanggotaan tersebut bisa didapatkan suatu kecenderungan dari poin indeks
tertentu. Contohnya pada data 218,568. Data tersebut memiliki derajat
keanggotaan maksimalnya ada pada klaster 1 yang bernilai 0,835 sedangkan
derajat keanggotaan tertinggi kedua ada pada klaster 0 yang bernilai 0,123.
Bila melihat pada Gambar 5.17 klaster 1 yang berwarna biru sedangkan klaster 0
yang berwarna merah maka diberikan informasi bahwa poin indeks 218,568 masuk ke
dalam klaster 1dan cenderung ke dalam klaster 0.
Hasil tabel data berupa data IHSG BEJ LQ45 terklaster yang sudah tersortir ascending beserta derajat keanggotaan
maksimum masing-masing data dengan variabel waktu ada Gambar 5.19 berikut ini:
5.3.2.3 Analisis Output
Berikut ini adalah grafik buta, data yang ditunjuk dalam grafik tersebut
masuk ke dalam kelompok yang mana, apakah masuk dalam kelompok A, B, atau C.
Informasi bisa diperoleh dengan
melihat beberapa grafik yang ada. Indeks akan tinggi (berada pada kelompok A)
pada bulan Juli, Agustus dan Desember. Berdasarkan informasi tersebut bisa
dibuat suatu pijakan bahwa bursa saham LQ45 dalam keadaan tinggi pada
bulan-bulan tersebut. Hal tersebut bisa sebagai informasi dan pelajaran dari
pengalaman untuk tahun berikutnya apa yang harus dilakukan pelaku pasar modal
(khususnya investor) untuk menyikapi
hal tersebut.
5.4 Skenario Uji Coba 3
Pada uji coba ini
diberikan suatu skenario yang ditujukan untuk mengetahui fungsionalitas
aplikasi yang dibuat. Terdapat
sebuah skenario yang diujikan pada aplikasi ini. Skenario yang diujikan adalah
skenario jenis IHSG BEJ yang termasuk ke dalam sektor industri.
5.4.1 Garis Besar Skenario 3
Terdapat suatu studi kasus dalam sudut pandang pengguna yang akan melakukan
benchmarking sebagai alat bantu dalam
pengambilan keputusan dan atau untuk melakukan suatu laporan terhadap nilai
IHSG BEJ yang sektoral untuk mengetahui keadaan bursa saham pada sektor
tertentu. Kali ini yang di ujicoba adalah IHSG BEJ dibidang Agriculture (pertanian).
Perusahaan yang tercatat di BEJ diklasifikasikan dalam 9 sektor yang
didasarkan pada klasifikasi industri yang ditetapkan oleh BEJ yang disebut
JASICA (Jakarta Stock Exchange Industrial
Classification). Masing-masing sektor memiliki karakter sesuai dengan
bidang perusahaan yang masuk dalam sektor tersebut. Dalam skenario ini, dipilih
Agriculture sebagai perwakilan dari
beberapa sektor tersebut. IHSG BEJ yang jenisnya Agriculture terdiri dari beberapa saham perusahaan yang bergerak
dibidang pertanian. Salah satu contoh dari perusahaan tersebut adalah PT. Astra
Agro Lestari Tbk (nama-nama perusahaan yang masuk dalam sektor industri bisa
dilihat pada lampiran F). IHSG BEJ Agriculture
dibagi ke dalam kelompok-kelompok/kelas-kelas seperti pada Tabel 5.3 berikut ini:
Kelompok /Kelas
|
Keterangan
|
Kelas A
|
Kelas ini berarti terdapat nilai-nilai IHSG BEJ Agriculture dengan poin yang sangat tinggi yang berarti
pasar dalam keadaan Bullish.
|
Kelas B
|
Kelas ini berarti terdapat nilai-nilai IHSG BEJ Agriculture yang masih dalam keadaan
baik, perdagangan masih dalam keadaan rata-rata.
|
Kelas C
|
Kelas ini berarti terdapat nilai-nilai IHSG BEJ Agriculture dengan poin yang sangat
rendah dan terpuruk, kondisi berarti pasar dalam keadaan Bearish.
|
5.4.2 Pelaksanaan Skenario
Uji coba dilaksanakan dengan melakukan apa yang telah
dituliskan dalam skenario diatas. Pelaksanaan skenario ini akan melalui beberapa tahapan, yakni tahap input parameter, proses benchmarking, melihat output dari benchmarking dan melakukan analisis dari output. Masing-masing tahapan tersebut akan dijelaskan lebih lanjut
pada sub bahasan yang ada dibawah ini.
5.4.2.1 Input
Parameter
Sesuai dengan skenario diatas, harus
di-input-kan beberapa parameternya.
Input
parameter yang harus dimasukkan
adalah:
v Jumlah Cluster = 3
v Fuzziness (m) = 2
v Batas ketelitian
= 0.03
5.4.2.2 Proses Benchmarking.
Ada beberapa proses yang harus
dilalui untuk melakukan benchmarking.
Proses ini merupakan tahap-tahap dari Fuzzy
C-Mean Clustering.
Inisialisasi derajat keanggotaan dengan melakukan klik kepada tombol Generate, yang nantinya akan melakukan
inisialisasi pada variabel derajat keanggotaan dengan nilai random.
5.4.2.3 Output Benchmarking
Setelah terjadi beberapa
tahapan dalam proses benchmarking, dapat
dilihat hasilnya dengan representasi grafik pada Gambar 5.27. Grafik tersebut
adalah grafik data IHSG BEJ Agriculture
terhadap derajat keanggotaannya pada masing-masing klaster. Beberapa warna yang ada merepresentasikan masing-masing
klaster. Pada grafik terdapat 3 warna yang berarti ada 3 klaster.
Apa yang bisa dilihat pada Gambar 5.29 ?. Gambar itu memberikan informasi
derajat keanggotaan tiap data pada klaster tertentu. Ini merupakan ciri khas
dari FCM yang merupakan sifat fleksibilitas dari metode tersebut. Dari derajat
keanggotaan tersebut bisa didapatkan suatu kecenderungan dari poin indeks
tertentu. Contohnya pada data 303,318. Data tersebut memiliki derajat
keanggotaan maksimalnya ada pada klaster 0 yang bernilai 0,994 sedangkan
derajat keanggotaan tertinggi kedua ada pada klaster 1 yang bernilai 0,004.
Bila melihat pada Gambar 5.28 klaster 0 yang berwarna merah sedangkan klaster 1
yang berwarna biru maka diberikan informasi bahwa poin indeks 303,318 masuk ke
dalam klaster 0 dan cenderung ke dalam klaster 1.
Gambar 5.30 adalah hasil dari data IHSG BEJ Agriculture terklaster yang sudah
tersortir ascending beserta derajat
keanggotaan maksimum masing-masing data dengan variabel waktu:
Informasi bisa diperoleh dengan melihat beberapa grafik yang ada. Indeks
akan tinggi (berada pada kelompok A) pada bulan Oktober, Nopember dan Desember.
Berdasarkan informasi tersebut bisa dibuat suatu pijakan bahwa bursa saham Agriculture dalam keadaan tinggi pada
bulan-bulan tersebut. Hal tersebut bisa sebagai informasi dan pelajaran dari
pengalaman untuk tahun berikutnya apa yang harus dilakukan pelaku pasar modal
(khususnya investor) untuk menyikapi
hal tersebut.
No comments:
Post a Comment
silahkan membaca dan berkomentar